Batam
Beranda / Batam / Tragedi Intan: Luka Fisik dan Batin Seorang Pekerja Rumah Tangga di Batam

Tragedi Intan: Luka Fisik dan Batin Seorang Pekerja Rumah Tangga di Batam

Catatanbatam.com – Isak tangis Angraini, kakak kandung Intan, pecah saat menceritakan kisah tragis yang menimpa adiknya. Intan, seorang perempuan muda asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), datang ke Batam dengan harapan membantu perekonomian keluarga. Namun, harapan itu berubah menjadi penderitaan yang tak terbayangkan.

Bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah seorang wanita bernama Roslina di kawasan elit Sukajadi, Batam, Intan mengalami kekerasan sejak awal masa kerjanya. Namun dua hari terakhir sebelum diselamatkan, menjadi mimpi buruk paling kelam. Ia dianiaya secara brutal hanya karena dianggap tidak menyapu dan mengepel dengan rapi.

Menurut Angraini, Intan dipukul menggunakan sapu dan obeng, ditendang di kepala, wajah, hingga bagian tubuh yang sangat sensitif. Kata-kata kasar dan penghinaan tak henti ia terima. Selama bekerja, Intan juga dilarang memegang ponsel—terisolasi total dari dunia luar dan keluarga.

Keluarga baru mengetahui kondisinya setelah Intan diam-diam meminjam ponsel tetangga majikan untuk menghubungi mereka. Dengan suara bergetar, Intan mengisahkan penderitaannya. Keluarga langsung mendatangi rumah Roslina, namun pintu dikunci rapat. Setelah memaksa masuk, mereka menemukan Intan dalam kondisi mengenaskan—penuh luka dan trauma mendalam.

Ia segera dilarikan ke RS Elisabet, dan hasil pemeriksaan awal menunjukkan luka memar serius serta kemungkinan cedera internal. Tak hanya luka fisik, kondisi psikologis Intan pun sangat terguncang.

Polisi Tetapkan Rosalina dan Rekan Intan Sebagai Tersangka ART

“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan sekadar kekerasan, ini penyiksaan,” tegas Angraini. Suaminya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Barelang, dan keluarga menuntut agar pelaku ditangkap dan dihukum seberat-beratnya,”ujarnya kepada Catatanbatam.com, Senin (23/6/2025) siang

Tragedi Intan membuka kembali luka besar dalam sistem perlindungan pekerja rumah tangga di Indonesia, terutama mereka yang datang dari daerah terpencil dan rentan. Intan hanyalah satu dari sekian banyak perempuan yang memilih merantau untuk menghidupi keluarga, namun justru menerima perlakuan tak manusiawi.

Kini, harapan keluarga hanya satu: keadilan bagi Intan.

“Luka Intan bukan hanya di tubuh, tapi di hati. Satu-satunya yang bisa menyembuhkannya adalah keadilan,” ucap Angraini lirih. (Jim)

Dosen Senior Fakultas Hukum Unrika Desak Amsakar Achmad Copot Fresly Abadi Paranoan dari Jabatan Direktur di BP Batam

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement