Catatanbatam -Kunjungan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Wali Kota Batam Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Batam Claudia ke lokasi cut and fill milik PT Citylink Central Properti di kawasan Botania I, Rabu (9/4/2025) sore, berubah ricuh setelah terjadi percekcokan antara Claudia dan salah satu aktivis LSM, Yusril Koto.
Aktivis LSM Yusril Koto secara terbuka melontarkan kritik keras terhadap pemerintah yang dianggap membiarkan sejumlah aktivitas ilegal. Salah satunya dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas cut and fill yang dinilai merusak alur Sungai Baloi, khususnya di sekitar Perumahan Kezia Residence dan Permata Baloi, Kelurahan Baloi Indah.
Dalam sidak yang turut dihadiri sejumlah anggota DPRD Kota Batam seperti Ahmad Surya, Muhammad Rudi, Anwar Anas, dan Hendra Asman, Yusril menyebut nama anggota DPRD Provinsi Kepri, Lik Khai, yang diduga kuat berada di balik kegiatan penimbunan alur sungai tersebut.
“Kalau Lik Khai tidak dimasukkan ke penjara, Ibu Wakil Wali Kota, kalau tidak diusut, saya akan salahkan Ibu,” kata Yusril dengan nada tinggi di hadapan Claudia.
Pernyataan itu langsung memicu reaksi emosional dari Claudia. Politisi Partai Gerindra yang juga menjabat di BP Batam tersebut naik pitam atas tudingan yang diarahkan padanya.
“Pak, kenapa salahkan saya? Negara kita ada hukum, jangan salahkan saya!” balas Claudia dengan nada tinggi sembari menunjuk-nunjuk Yusril.
Keributan makin memanas saat Yusril terus menyudutkan Claudia. Situasi pun menjadi tidak kondusif hingga petugas pengamanan pribadi Wakil Wali Kota terpaksa meminta Yusril meninggalkan lokasi untuk meredakan ketegangan.
Insiden ini menambah panjang polemik penanganan aktivitas cut and fill yang dinilai belum ditindak secara tegas oleh aparat terkait, serta memperlihatkan tingginya eskalasi ketegangan antara aktivis dan pejabat pemerintahan dalam isu lingkungan hidup di Batam.
Komentar